Untuk pertemuan kelima kali ini saya ingin menjelaskaan dari materi artikel yang saya baca mengenai karakterisktik peserta didik....
Seorang guru dalam proses perencanaan
pembelajaran perlu memahami tentang karakteristik dan kemampuan awal peserta
didik. Analisis kemampuan awal peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi peserta didik dari segi
kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan perilaku atau tujuan dan materi. Karakteristik peserta didik
didefinisikan sebagaiciri dari kualitas perorangan peserta didik yang ada pada
umumnya meliputi antara lain kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan,
motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, ketrampilan, psikomotorik,
kemampuan kerjasama, serta kemampuan sosial (Atwi Suparman, 2001: 123).
Karakteristik peserta didik
meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.
1. Etnik
Dalam melakukan proses
pembelajaran pendidik perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat
dalam kelasnya. Data tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi
yang sangat berharga bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dengan peserta didik yang multi etnik maka dalam melakukan
interaksi dengan peserta didik di kelas tersebut perlu menggunakan bahasa yang
dapat dimengerti oleh semua peserta didiknya. Kemudian ketika guru memberikan
contoh-contoh untuk memperjelas materi yang sedang dibahasnya hendaknya contoh
yang dapat dimengerti dan dipahami oleh semuanya.
2. Kultural
Peserta didik kita sebagai
anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu
menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah
beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Peserta
didik yang kita hadapi mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya
memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang
multikultural.
3. Status sosial
Peserta didik pada suatu kelas
biasanya berasal dari status sosial-ekonomi yang berbeda-beda..Perbedaan ini
hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran.Namun
tidak dapat dipungkiri kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi
penghambat peserta didik dalam belajar secara kelompok.Implikasi dengan adanya
variasi status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu bertindak adil
dan tidak diskriminatif.
4. Minat
Minat merupakan suatu sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya.
Sebenarnya minat belajar peserta didik memegang peran yang
sangat penting, sehingga perlu untuk terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan
minat yang dimiliki seorang peserta didik.
5. Perkembangan kognitif
Tingkat perkembangan kognitif
yang dimiliki peserta didik akan mempengaruhi guru dalam memilih dan
menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi. Menurut
Piaget tahap-tahap perkembangan intelektual peserta didik adalah sebagai
berikut sebagai berikut:
Berdasarkan teori perkembangan dari Piaget tersebut,
dikaitan dengan tahap perkembangan intelektual sebagai berikut:
1) Bahwa perkembangan intelektual terjadi melalui
tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama.
2) Bahwa
tahap-tahapperkembangan didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental
(pengurutan, pengekalan, pengelompokkan.
3) Bahwa gerak melalui melalui tahap-tahap tersebut
dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang
menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur
kognitif yang timbul (akomodasi).
6. Kemampuan awal
Kemampuan awal peserta didik
bersifat individual, artinya berbeda antara peserta didik satu dengan lainnya,
sehingga untuk mengetahuinya juga harus bersifat individual.Cara untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan melalui teknik tes
yaitu pre tes atau tes awal dan teknik non tes seperti wawancara.
7. Gaya belajar
Merupakan cara yang cenderung dipilih/digunakan oleh peserta
didik dalam menerima, mengatur, dan memproses informasi atau pesan dari
komunikator/pemberi informasi.Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu visual (visual learners), auditif (auditory learners), dan
kinestetik (kinesthetic learners). Dengan diketahuinya gaya belajar
yang dimiliki pesertadidik, maka akan berimplikasi terhadap model pembelajaran,
strategi, metode, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
8. Motivasi
Merupakan suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.Motivasi kadang timbul dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik dan kadang
motivasi itu muncul karena faktor dari luar dirinya sendiri (motivasi
ekstrinsik).
9. Perkembangan emosi
Emosi sebagai tergugahnya
perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot
menegang, dan jantung berdebar.Dengan emosi peserta didik dapat merasakan
senang/gembira, aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik merasakan
sedih, takut, dansejenisnya.Suasana emosi yang positif atau menyenangkan atau
tidak menyenangkan membawa pengaruh pada cara kerja struktur otak manusia dan
akan berpengaruh pula pada proses dan hasil belajar.Oleh karena itu pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran perlu membawa suasana emosi yang
senang/gembira dan tidak memberi rasa takut pada peserta didik.
10. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial peserta didik
dapat diketahui/dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berinteraksi dengan
orang lain dan menjadi masyarakat di lingkungannya. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga, kematangan, teman sebaya,
sekolah, dan status sosial ekonomi.
11. Perkembangan moral dan spiritual
Moralitas dalam diri peserta didik dapat tingkat yang paling
rendah menuju ke tingkatan yang lebih tinggi seiring dengan kedewasaannya.
Menurut Kohlberg perkembangan moral
anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1) preconventional (6 – 10 th)
Meliputi aspek obedience and punisment orientatation,
orientasi anak/peserta didik masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan
benar-salahnya yaitu hukuman dan kepatuhan atau anak menilai baik – buruk
berdasarkan akibat perbuatan;
dan aspek naively egoistic orientation;
orientasi anak/peserta didik pada instrumen relatif.
2) Conventional (10 – 17 th)
Meliputi aspek good boy orientation, orientasi
perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh
orang lain.
3) postconventional (17 – 28 th)
Tahap pasca konvensional ini meliputi contractual
legalistic orientation, orientasi orang pada legalitas kontrak sosial.
12. Perkembangan motorik.
Menurut Hurlock Perkembangan motorik adalah
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan
otot yang terkordinasi.
Perkembangan motorik merupakan proses yang sejalan dengan
bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan,dimana gerakan individu
meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil,
kearah penguasaan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisir dengan
baik. Perkembangan motorik dikelompokkkan menjadi motorik kasar dan motorik
halus
Komentar
Posting Komentar