KULTUR SEKOLAH
Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini tidak hanya semata-mata adanya interaksi ilmu antara guru dan siswa, tapi juga banyak kegiatan di dalamnya. Misalnya seperti, bagaimana cara membiasakan warga sekolah untuk disiplin dan patuh terhadap peraturan yang berlaku disekolah, saling menghormati, membiasakan hidup bersih dan kebiasan-kebiasan baik lainnya yang harus ditumbuhkan dilingkungan sekolah. Kebiasaan-kebiasaan,nilai-nilai serta norma dilingkungan sekolah disebut dengan budaya sekolah (kultur sekolah) .
Terdapat sejumlah pengertian tentang kultur sekolah menurut para ahli antara lain :
- Menurut Deal & Peterson (2011), budaya sekolah (kultur sekolah ) merupakan himpunan norma-norma ,niai-nilai dan keyakinan , ritual dan upacara, simbol dan cerita yang membentuk persona sekolah.
- Menurut Schein (Peterson, 2002), budaya sekolah merupakan jaringan tradisi dan ritual yang kompleks, yang telah dibangun dari waktu kewaktu oleh guru, siswa, orang tua dan administrator yang bekerja sama dalam menangani krisis dan prestasi.
- Menurut Deal dan Kennedy (Depdiknas Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2003: 3) mendefinisikan kultur sekolah sebgai keyakianan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan mereka sebagai warga suatu masyarakat.
- Menurut Stolp dan Smith (Moerdiyanto, 1995: 78-86) menyatakan bahwa kultur sekolah adalah suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan oleh suatu kelompok tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-masalah yang berhasil baik serta dianggap valid dan akhirnya diajarkan kewarga baru sebagai cara-cara yang dianggap benar dalam memandang,memikirkan dan merasakan masalah-masalah tersebut.
- Menurut Zamroni (2005: 15),kultur atau budaya dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai tertentu yang dianut sekolah.
Jadi,kultur sekolah adalah suatu asumsi dasar hasil pemikiran invensi,penemuan oleh suatu kelompok tertentu saat ia sedang belajar mengatasi atau memecahkan suatu masalah masalah yang berhasil serta dianggap valid dan akhirnya diajarkan kepada warga baru sebagai cara-cara yang dianggap benar dala memandang ,memikirkan dan merasakan masalah-masalah tersebut. Jadi,kultur sekolah ini merupakan hasil dari kreasi bersama yang dapat dipelajari dan teruji dalam memecahkan suatu kesulitan-kesuliatan yang dihadapi sekolah dalam mencetak lulusan yang cerdas ,terampil, mandiri dan bernurani.
Budaya sekolah dipandang sebagai eksistensi suatu sekolah yang terbentuk dari hasil mempengaruhi antara tiga faktor, yaitu sikap dan kepercayaan,norma-norma dan hubungan antara individu sekolah (Aan Komariah, 2006 : 121).
KARAKTERISTIK KULTUR SEKOLAH
Adanya kultur sekolah diharapkan mampu memperbaiki mutu sekolah,kinerja sekolah dan mutu kehidupan yang sehat,dinamis/ aktif,positif serta profesional. Sifat dinamika kultur sekolh tidak hanya diakibatkan oleh dampak keterkaitan kultur sekolah degan kultur skitrnya, melainkan juga antar lapisan-lapisan kultur tersebut. Dinamika kultur sekolah dapat saja menghadirkan konflik dan jika ini ditangani dengan bijak dan sehat maka dapat membawa perubahan yang positif (Depdiknas Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2003: 6-7).
Adapun kultur-kultur yang direkomendasikan Depdiknas untuk dikembangkan lagi antara lain:
- Kultur yang terkait prestasi/kualitas : (a) semangat membaca dan mencari referensi; (b) keterampilan siswa mengkritisi data dan memecahkan masalah hidup; (c) kecerdasan emosional siswa; (d) keterampilan komunikasi siswa,baik itu secara lisan maupun tertulis; (e) kemampuan siswa untuk berpikir obyektif dan sistematis.
- kultur yang terkait dengan kehidupan sosial : (a) nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan; (b) nilai-nilai keterbukaan; (c) nilai-nilai kejujuran; (d) nilai-nilai semangat hidup; (e) nilai-nilai semangat belajar; (f) nilai-nilai menyadari diri sendiri dan keberadaan orang lain; (g) nilai-nilai untuk menghargai orang lain; (h) nilai-nilai persatuan dan kesatuan; (i) nilai-nilai untuk selalu bersikap dan berprasangka positif; (j) nilai-nilai disiplin diri; (k) nilai-nilai tanggung jawab; (l) nilai-nilai kebersamaan; (m) nilai-nilai saling percaya; (n) dan nilainilai yang lain sesuai kondisi sekolah. (Depdiknas Direktoran Pendidikan Menengah Umum, 2003: 25-26 ).
MACAM- MACAM KULTUR SEKOLAH
- Kultur sekolah positif meliputi kegiatan-kegiatan yang mendukung (pro) pada peningkatan kualitas pendidikan kualitas pendidikan terdiri dari: (a) ada ambisi untuk meraih prestasi,pemberian penghargaan pada yang berprestasi; (b) hidup semangat menegakan sportivitas ,jujur, mengakui keunggulan pihak lain; (c) saling menghargai; (d) Trust (saling menghargai).
- Kultur sekolah negatif meliputi kegiatan-kegiata yang tidak mendukung (kontra) pada peningkatan kualitas pendidikan, terdiri dari: (a) banyak jam kososng dan absen dari guru; (b) terlalu permisif terhadap pelanggaran nilai-nilai moral; (c) adanya friksi yang mengarah pada perpecahan, terbentuknya kelompok yang saling menjatuhkan; (d) menekankan pada nilai pelajaran bukan pada kemampuan.
- Kultur sekolah netral meliputi kegiatan yang kurang berpengaruh poditif maupun negatif pada peningkatan kualitas pendidikan ,terdiri dari: (a) seragam guru; (b) kegiatan arisan sekolah,jumlah fasilitas sekolah dan sebgainya . ( Farida Hnum, 2013 : 206)
Terciptanya kultur sekolah bertujuan untuk memperbaiki kinerja sekolah serta warga sekolah,baik itu kepala sekolah, guru, siswa karyawan maupun orang tua siswa.Hal ini bisa terjadi jika kualitas serta kuaifikasi kultur sekolah itu seht, positif, solid, kuat, dan profesional. Dengan budaya sekolah yang seperti itu, susana kekeluargaan, kolaborasi, semangat untuk maju, doronagan keras dan kultur belajar mengajar yang bermutu dapat diciptakan.
Seluruh warga sekolah dapat bekrja sama untuk berperilaku baik, bekerja secara maksimal, meletakkan target tertinggi serta mewaspadai adanya kultur negatif yang menyimpang dari norma-norm ,nilai-nilai, dan keyakinanyang menjadi komitmen bersama
Contoh kultur sekolah :
- Positif : Kerjasama dalam mencapai prestasi, penghargaan terhadap prestasi, komitmen terhadap belajar, menjunjung tinggi nilai religius, norma sosial, etika dan moral.
- Negatif : Banyaknya jam pelajaran yang kosong, siswa takut berbuat salah, siswa malu bertanya serta mengemukakan pendapat, adanya perkelahian antar siswa dan lain sebagainya.
Komentar
Posting Komentar